Kumpulan Quotes TERE LIYE
Tere Liye
>
Quotes
“Bahwa hidup harus menerima, penerimaan yang indah. Bahwa hidup
harus dimengerti, pengertian yang benar. Bahwa hidup harus memahamim
pemahaman yang tulus.”
― Tere Liye
― Tere Liye
“Daun yang jatuh tak pernak membenci angin. Dia membiarkan dirinya
jatuh begitu saja. Tak melawan. Mengikhlaskan semuanya.”
― Tere Liye, Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
― Tere Liye, Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
“Ya Rabb, Engkaulah alasan semua kehidupan ini. Engkaulah
penjelasan atas semua kehidupan ini. Perasaan itu datang dariMu. Semua
perasaan itu juga akan kembali kepadaMu. Kami hanya menerima titipan.
Dan semua itu ada sungguh karenaMu...
Katakanlah wahai semua pencinta di dunia. Katakanlah ikrar cinta itu hanya karenaNya. Katakanlah semua kehidupan itu hanya karena Allah. Katakanlah semua getar-rasa itu hanya karena Allah. Dan semoga Allah yang Maha Mencinta, yang Menciptakan dunia dengan kasih-sayang mengajarkan kita tentang cinta sejati.
Semoga Allah memberikan kesempatan kepada kita untuk merasakan hakikatNya.
Semoga Allah sungguh memberikan kesempatan kepada kita untuk memandang wajahNya. Wajah yang akan membuat semua cinta dunia layu bagai kecambah yang tidak pernah tumbuh. Layu bagai api yang tak pernah panas membakar. Layu bagai sebongkah es yang tidak membeku. ”
― Tere Liye, Hafalan Shalat Delisa
Katakanlah wahai semua pencinta di dunia. Katakanlah ikrar cinta itu hanya karenaNya. Katakanlah semua kehidupan itu hanya karena Allah. Katakanlah semua getar-rasa itu hanya karena Allah. Dan semoga Allah yang Maha Mencinta, yang Menciptakan dunia dengan kasih-sayang mengajarkan kita tentang cinta sejati.
Semoga Allah memberikan kesempatan kepada kita untuk merasakan hakikatNya.
Semoga Allah sungguh memberikan kesempatan kepada kita untuk memandang wajahNya. Wajah yang akan membuat semua cinta dunia layu bagai kecambah yang tidak pernah tumbuh. Layu bagai api yang tak pernah panas membakar. Layu bagai sebongkah es yang tidak membeku. ”
― Tere Liye, Hafalan Shalat Delisa
“Orang yang memendam perasaan seringkali terjebak oleh hatinya
sendiri. Sibuk merangkai semua kejadian di sekitarnya untuk membenarkan
hatinya berharap. Sibuk menghubungkan banyak hal agar hatinya senang
menimbun mimpi. Sehingga suatu ketika dia tidak tahu lagi mana simpul
yang nyata dan mana simpul yang dusta.”
― Tere Liye, Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
― Tere Liye, Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
“Kalau memang terlihat rumit lupakanlah. Itu jelas bukan cinta
sejati kita. Cinta sejati selalu sederhana. Pengorbanan yang sederhana
kesetiaan yang tak menuntut apapun dan keindahan yang apa adanya.”
― Tere Liye
― Tere Liye
“Wahai, wanita-wanita yang hingga usia tiga puluh, empat puluh,
atau lebih dari itu, tapi belum juga menikah (mungkin kerana kekurangan
fizikal, tidak ada kesempatan, atau tidak pernah 'terpilih' di dunia
yang amat keterlaluan mencintai harta dan penampilan wajah.) Yakinlah,
wanita-wanita solehah yang sendiri, namun tetap mengisi hidupnya dengan
indah, bersedekah dan berkongsi, berbuat baik dan bersyukur. Kelak di
hari akhir sungguh akan menjadi bidadari-bidadari syurga. Dan khabar
baik itu pastilah benar, bidadari syurga parasnya cantik luar biasa.”
― Tere Liye, Bidadari Bidadari Surga
― Tere Liye, Bidadari Bidadari Surga
“Begitulah kehidupan, Ada yang kita tahu, ada pula yang tidak kita
tahu. Yakinlah, dengan ketidak-tahuan itu bukan berarti Tuhan berbuat
jahat kepada kita. Mungkin saja Tuhan sengaja melindungi kita dari tahu
itu sendiri.”
― Tere Liye, Rembulan Tenggelam Di Wajahmu
― Tere Liye, Rembulan Tenggelam Di Wajahmu
“Cinta adalah perbuatan. Kata-kata dan tulisan indah adalah omong kosong.”
― Tere Liye, Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah
― Tere Liye, Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah
“Hidup harus terus berlanjut,tidak peduli seberapa menyakitkan atau membahagiakan, biar waktu yg menjadi obat”
― Tere Liye, Ayahku (Bukan) Pembohong
― Tere Liye, Ayahku (Bukan) Pembohong
“kebahagiaan adalah kesetiaan.. setia atas indahnya merasa cukup..
setia atas indahnya berbagi.. setia atas indahnya ketulusan berbuat
baik..”
― Tere Liye, Moga Bunda Disayang Allah
― Tere Liye, Moga Bunda Disayang Allah
“Bagi manusia, hidup itu juga sebab-akibat, Ray. Bedanya, bagi
manusia sebab-akibat itu membentuk peta dengan ukuran raksasa.
Kehidupanmu menyebabkan perubahan garis kehidupan orang lain, kehidupan
orang lain mengakibatkan perubahan garis kehidupan orang lainnya lagi,
kemudian entah pada siklus yang keberapa, kembali lagi ke garis
kehidupanmu.... Saling mempengaruhi, saling berinteraksi.... Sungguh
kalau kulukiskan peta itu maka ia bagai bola raksasa dengan benang
jutaan warna yang saling melilit, saling menjalin, lingkar-melingkar.
Indah. Sungguh indah. Sama sekali tidak rumit.”
― Tere Liye, Rembulan Tenggelam Di Wajahmu
― Tere Liye, Rembulan Tenggelam Di Wajahmu
“masa lalu selamanya tidak akan pernah menang karena ia selalu ada di belakang....”
― Tere Liye
― Tere Liye
“Mengerti bahwa memaafkan itu proses yang menyakitkan. MEngerti,
walau menyakitkan itu harus dilalui agar langkah kita menjadi jauh lebih
ringan. Ketahuilah, memaafkan orang lain sebenarnya jauh lebih mudah
dibandingkan memaafkan diri sendiri.”
― Tere Liye, Sunset Bersama Rosie
― Tere Liye, Sunset Bersama Rosie
“Daun yang jatuh tak pernah membenci angin, dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja. Tak melawan, mengikhlaskan semuanya.
Bahwa hidup harus menerima, penerimaan yang indah. Bahwa hidup harus mengerti, pengertian yang benar. Bahwa hidup harus memahami, pemahaman yang tulus.
Tak peduli lewat apa penerimaan, pengertian, pemahaman itu datang. Tak masalah meski lewat kejadian yang sedih dan menyakitkan. Biarkan dia jatuh sebagaimana mestinya. Biarkan angin merengkuhnya, membawa pergi entah kemana.”
― Tere Liye, Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
Bahwa hidup harus menerima, penerimaan yang indah. Bahwa hidup harus mengerti, pengertian yang benar. Bahwa hidup harus memahami, pemahaman yang tulus.
Tak peduli lewat apa penerimaan, pengertian, pemahaman itu datang. Tak masalah meski lewat kejadian yang sedih dan menyakitkan. Biarkan dia jatuh sebagaimana mestinya. Biarkan angin merengkuhnya, membawa pergi entah kemana.”
― Tere Liye, Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
“Berasumsi dengan perasaan, sama saja dengan membiarkan hati kau
diracuni harapan baik, padahal boleh jadi kenyataannya tidak seperti
itu, menyakitkan.”
― Tere Liye, Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah
― Tere Liye, Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah
“Maha Suci Engkau Ya Allah, yang telah menciptakan perasaan. Maha
Suci Engkau yang telah menciptakan ada dan tiada. Hidup ini adalah
penghambaan. Tarian penghambaan yang sempurna. Tak ada milik dan pemilik
selain Engkau. Tak ada punya dan mempunyai selain Engkau.
Tetapi mengapa Kau harus menciptakan perasaan? Mengapa Kau harus memasukkan bongkah yang disebut dengan "perasaan" itu pada mahkluk ciptaanMu? Perasaan kehilangan...perasaan memiliki...perasaan mencintai...
Kami tak melihat, Kau berikan mata; kami tak mendengar, Kau berikan telinga; Kami tak bergerak, Kau berikan kaki. Kau berikan berpuluh-puluh nikmat lainnya. Jelas sekali, semua itu berguna! Tetapi mengapa Kau harus menciptakan bongkah itu? Mengapa Kau letakkan bongkah perasaan yang seringkali menjadi pengkhianat sejati dalam tubuh kami. Mengapa? ”
― Tere Liye, Hafalan Shalat Delisa
Tetapi mengapa Kau harus menciptakan perasaan? Mengapa Kau harus memasukkan bongkah yang disebut dengan "perasaan" itu pada mahkluk ciptaanMu? Perasaan kehilangan...perasaan memiliki...perasaan mencintai...
Kami tak melihat, Kau berikan mata; kami tak mendengar, Kau berikan telinga; Kami tak bergerak, Kau berikan kaki. Kau berikan berpuluh-puluh nikmat lainnya. Jelas sekali, semua itu berguna! Tetapi mengapa Kau harus menciptakan bongkah itu? Mengapa Kau letakkan bongkah perasaan yang seringkali menjadi pengkhianat sejati dalam tubuh kami. Mengapa? ”
― Tere Liye, Hafalan Shalat Delisa
“Hanya orang-orang dengan hati damailah yang boleh menerima kejadian buruk dengan lega.”
― Tere Liye, Rembulan Tenggelam Di Wajahmu
― Tere Liye, Rembulan Tenggelam Di Wajahmu
“Andaikata semua kehidupan ini menyakitkan, maka di luar sana
pasti masih ada sepotong bagian yang menyenangkan. Kemudian kau akan
membenak pasti ada sesuatu yang jauh lebih indah dari menatap rembulan
di langit. Kau tidak tahu apa itu, karna ilmumu terbatas. Kau hanya
yakin , bila tidak di kehidupan ini suatu saat nanti pasti akan ada yang
lebih mempesona dibanding menatap sepotong rembulan yang sedang
bersinar indah.”
― Tere Liye, Rembulan Tenggelam Di Wajahmu
― Tere Liye, Rembulan Tenggelam Di Wajahmu
“Cinta hanyalah segumpal perasaan dalam hati. Sama halnya dengan
gumpal perasaan senang, gembira, sedih, sama dengan kau suka makan gilau
kepala ikan, suka mesin. Bedanya, kita selama ini terbiasa
mengistimewakan gumpal perasaan yang disebut cinta. Kita beri dia porsi
lebih penting, kita bersarkan, terus menggumpal membesar. Coba saja kau
cuekin, kau lupakan, maka gumpal cinta itu juga dengan cepat layu
seperti kau bosan makan gulai kepala ikan.”
― Tere Liye, Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah
― Tere Liye, Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah
“Cinta itu macam musik yang indah. Bedanya, cinta sejati akan
membuatmu tetap menari meskipun musiknya telah lama berhenti.”
― Tere Liye, Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah
― Tere Liye, Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah
“Suatu saat jika kau beruntung menemukan cinta sejatimu. Ketika
kalian saling bertatap untuk pertama kalinya, waktu akan berhenti.
Seluruh semesta alam takzim menyampaikan salam. Ada cahaya keindahan
yang menyemburat, meggetarkan jantung. Hanya orang - orang yang
beruntung yang bisa melihat cahaya itu, apalagi berkesempatan bisa
merasakannya.”
― Tere Liye, Berjuta Rasanya
― Tere Liye, Berjuta Rasanya
“Terkadang kesedihan memerlukan kesendirian, meskipun seringkali kesendirian mengundang kesedihan tak tertahankan.”
― Tere Liye, Kisah Sang Penandai
― Tere Liye, Kisah Sang Penandai
“Nak, perasaan itu tidak sesederhana satu tambah satu sama dengan
dua. Bahkan ketika perasaan itu sudah jelas bagai bintang di langit,
gemerlap indah tak terkira, tetap saja dia bukan rumus matematika.
Perasaan adalah perasaan.”
― Tere Liye, Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah
― Tere Liye, Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah
“Benarlah. Jika kalian sedang bersedih, jika kalian sedang
terpagut masa lalu menyakitkan, penuh penyesalah seumur hidup, salah
satu obatnya adalah dengan menyadari masih banyak orang lain yang lebih
sedih dan mengalami kejadian lebih menyakitkan dibandingkan kalian.
Masih banyak orang lain yang tidak lebih beruntung dibandingkan kita.
Itu akan memberikan pengertian bahwa hidup ini belum berakhir. Itu akan
membuat kita selalu meyakini : setiap makhluk berhak atas satu harapan.”
― Tere Liye, Moga Bunda Disayang Allah
― Tere Liye, Moga Bunda Disayang Allah
“Sepanjang kita yakin telah melakukan sesuatu dengan baik, selalu
belajar untuk lebih baik, terbuka dengan masukan, rasa nyaman dan
tenteram itu akan datang. Kemuliaan hidup tidak pernah tertukar.”
― Tere Liye
― Tere Liye
“Tak Peduli seberapa membahagiakan atau menyedihkan, hidup harus
terus berlanjut. Waktulah yang selalu menepati janji dan berbaik hati
mengobati segalanya.”
― Tere Liye, Sunset Bersama Rosie
― Tere Liye, Sunset Bersama Rosie
“..ajarkan aku untuk selalu memiliki hati yang cantik, hati yang
cantik… Tidak peduli meski orang-orang tidak pernah sekali pun menyadari
kecantikan hati tersebut.”
― Tere Liye, Berjuta Rasanya
― Tere Liye, Berjuta Rasanya
“Semua orang selalu diberikan kesempatan untuk kembali. Sebelum
mau menjemput, sebelum semuanya benar-benar terlambat. Setiap manusia
diberikan kesempatan mendapatkan penjelasan atas berbagai pertanyaan
yang mengganjal hidupnya.”
― Tere Liye, Rembulan Tenggelam Di Wajahmu
― Tere Liye, Rembulan Tenggelam Di Wajahmu
Komentar
Posting Komentar