penerapan fullday di indonesia

Full Day School Belum Cocok Diterapkan untuk Sekolah di Indonesia

Full Day School Belum Cocok Diterapkan untuk Sekolah di Indonesia
WARTA KOTA/HENRY LOPULALAN
Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (PGSI) Retno Listyarti ketika jumpa pres menanggapi penghapusan Kurikulum 2013, di kantor Lembaga Bantuan Hukum Indonesia( LBHI), Jakarta Pusat, Minggu, (7/12/2014). FGSI meminta pengapusan total kurikulim 2013. WARTA KOTA/HENRY LOPULALAN 
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rizal Bomantama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Koalisi Masyarakat Peduli Pendidikan menilai program full day school belum mampu diterapkan di Indonesia karena fasilitas belum memadai.
Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia, Retno Listyarti, mengatakan wacana yang dilontarkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendi tak realistis jika membandingkan penyelenggaraan full day school di luar negeri.
"Kalau di Prancis full day school dari pukul 08.00 WIB sampai 16.00 WIB, tapi jadwal istirahat lima kali dan ada waktu tidur siangnya. Selain itu ada makan siang. Di Indonesia belum bisa," ujar Retno, Kamis (18/8/2016).
Menurut dia, di luar negeri sekolah memberikan fasilitas bermain dan lapangan supaya anak-anak tidak terbebani pelajaran secara terus-menerus.
"Kalau landasannya untuk menjunjung nawacita saya tanya nawacita yang bagian mana? Karena dengan fasilitas yang ada Indonesia belum bisa mengadakan full day school yang bergairah bagi anak-anak," kata dia.
"Pemerintah selalu membuat kebijakan yang Jakarta sentris dan bias kota besar, padahal sebagian besar wilayah di Indonesia fasilitas pendidikan masih kurang," sambung Retno.

Komentar

Postingan Populer